
selain itu didaerah lain seperti di sunda haruan atau bogo , dan di betawi kocolan . Ikan gabus jenisnya beragam, di antaranya gabus biasa (haruan),
kehung, kerandang, toman, dan gabus unggui.
Ikan gabus biasa atau haruan
(Ophiocephalus striatus) paling sering ditemukan di pasar. Bentuknya mendekati
lonjong (bulat memanjang) dengan bagian pangkal ekor pipih. Tubuh bagian
punggung berwarna cokelat kehitaman dan bagian perut putih kecokelatan. Mudah
ditemukan di perairan umum seperti danau, rawa, sungai, juga bisa hidup di
perairan payau di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Ikan gabus jenis toman
(Ophiocephalus micropeltes), populer kedua setelah ikan gabus biasa. Bentuk
badannya memanjang dan bulat. Mulut berukuran lebar terletak di ujung hidung.
Jenis toman muda warna tubuhnya
merah, setelah dewasa menjadi hijau kebiruan ke arah ungu. Panjangnya dapat
mencapai 65 cm. Hidupnya di rawa dan sungai, khususnya daerah banjir. Banyak
dikonsumsi di daerah Jawa, Sumatera Selatan, dan Kalimantan.
Dilihat dari kandungan gizinya, ikan gabus tidak kalah dari
ikan air tawar lain yang cukup populer, seperti ikan mas dan ikan bandeng.
Kandungan gizi berbagai ikan air tawar dapat dilihat pada tabel.
Komposisi gizi per 100 gram beberapa ikan tawar dan payau
Jenis ikan
|
Protein (g)
|
Lemak (g)
|
Karbohidrat (g)
|
Mineral (g)
|
Air (g)
|
Mas
|
16
|
2,0
|
1,0
|
1,0
|
80
|
Bandeng
|
20
|
1,3
|
1,5
|
1,2
|
76
|
Tawes
|
9,7
|
5,1
|
1,7
|
1,5
|
82
|
Gabus
|
20
|
1,5
|
0,2
|
1,3
|
77
|
Betok
|
17,5
|
5,0
|
0,5
|
2,0
|
75
|
Lele
|
17,7
|
4,8
|
0,3
|
1,2
|
76
|
Seperti ikan lain, keunggulan
ikan gabus adalah kandungan proteinnya yang cukup tinggi. Kadar protein per 100
gram ikan gabus setara ikan bandeng, tetapi lebih tinggi bila dibandingkan
dengan ikan lele maupun ikan mas yang sering kita konsumsi.
Kandungan protein ikan gabus
juga lebih tinggi daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber
protein seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi. Kadar protein per 100
gram telur 12,8 gram; daging ayam 18,2 gram; dan daging sapi 18,8 gram. Nilai
cerna protein ikan juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90 persen.
Selain itu, protein kolagen ikan
gabus juga lebih rendah dibandingkan dengan daging ternak, yaitu berkisar 3-5
persen dari total protein. Hal tersebut yang menyebabkan tekstur daging ikan
gabus lebih empuk daripada daging ayam ataupun daging sapi.
Rendahnya kolagen menyebabkan
daging ikan gabus menjadi lebih mudah dicerna bayi, kelompok lanjutt usia, dan juga
orang yang baru sembuh dari sakit. Bayi memerlukan asupan protein tinggi,
tetapi belum memiliki saluran pencernaan yang sempurna.
1.
Meningkatkan kadar Albumin dan Daya Tahan Tubuh.
2. Mempercepat proses penyembuhan Pasca Operasi.
3. Mempercepat penyembuhan Luka luar / dalam.
4. Membantu proses penyembuhan penyakit seperti:Hepatitis, TBC/Infeksi Paru, Nephrotic Syndrome,Tonsilitis,Thypus, Diabetes, Patah Tulang, Gastritis, ITP, HIV,Sepsis, Stroke, Thalasemia Minor.
2. Mempercepat proses penyembuhan Pasca Operasi.
3. Mempercepat penyembuhan Luka luar / dalam.
4. Membantu proses penyembuhan penyakit seperti:Hepatitis, TBC/Infeksi Paru, Nephrotic Syndrome,Tonsilitis,Thypus, Diabetes, Patah Tulang, Gastritis, ITP, HIV,Sepsis, Stroke, Thalasemia Minor.
5.
Menghilangkan Oedem (pembengkakan).
6. Memperbaiki Gizi Buruk pada Bayi, Anak dan Ibu Hamil.
7. Membantu penyembuhan Autis.
8. Sebagai larutan pengganti pada keadaan defisiensi albumin consolidating
6. Memperbaiki Gizi Buruk pada Bayi, Anak dan Ibu Hamil.
7. Membantu penyembuhan Autis.
8. Sebagai larutan pengganti pada keadaan defisiensi albumin consolidating
Albumin pembentuk sel
Keunggulan protein ikan gabus
lainnya adalah kaya akan albumin, jenis protein terbanyak (60 persen) di dalam
plasma darah manusia. Peran utama albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu
membantu pembentukan jaringan sel baru.
Tanpa albumin; sel-sel di dalam
tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak
berkembang. Albumin inilah yang juga berperan penting dalam proses penyembuhan
luka.
Di dalam ilmu kedokteran,
albumin biasa dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang
terbelah, misalnya karena operasi atau pembedahan. Itulah sebabnya pasien
pascaoperasi sangat dianjurkan mengonsumsi ikan gabus, dengan harapan dapat
membantu proses penyembuhan di dalam tubuh.
Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim dari Universitas Hasanudin, Makassar,
menunjukkan kadar albumin pasien di RS Wahidin Sudiro Husodo Makassar, Sulawesi
Selatan, meningkat tajam setelah beberapa kali mengonsumsi ikan gabus. Hal
tersebut mempercepat kesehatan pasien.
Penelitian serupa juga pernah
dilakukan pada bagian bedah RS Umum Dr. Saiful Anwar Malang. Hasil uji coba tersebut
menunjukkan pemberian 2 kg ikan gabus masak setiap hari kepada pasien
pascaoperasi dapat meningkatkan albumin dari kadar yang rendah (1,8 g/dl)
menjadi normal.
Penelitian yang dilakukan di
Universitas Hasanudin juga menunjukkan pemberian ekstrak ikan gabus selama
10-14 hari dapat meningkatkan kadar albumin darah 0,6-0,8 g/dl. Para ODHA
(orang dengan HIV/AIDS) yang diberi ekstrak ikan gabus secara teratur, dapat
meningkatkan kadar albumin di dalam darah, sehingga berat badannya akan naik
secara perlahan.
Selain membantu pembentukan
jaringan baru, albumin yang berada di dalam darah juga berfungsi untuk mengatur
keseimbangan air di dalam sel, memberikan gizi di dalam sel, dan membantu
mengeluarkan produk buangan. Albumin juga berfungsi mempertahankan pengaturan
cairan di dalam tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar